Showing posts with label Politik. Show all posts

Amien Rais: Pilpres 2014 Banyak Pelanggaran


Ketua Majelis Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional Amien Rais turut menghadiri rapat di rumah Polonia bersama calon Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah petinggi partai koalisi lainnya, Selasa 22 Juli 2014.
Namun dalam pertemuan itu hingga konferensi pers, cawapres Hatta Rajasa tak hadir.

Terkait ketidakhadiran Hatta, Amien punya alasan. "Hatta sekarang ada di rumahnya. Tadi Waketum ada di sini, Sekjen juga hadir di sini, sama sajalah. Saya tidak tahu (kenapa tidak hadir)," kata Amien di rumah Polonia, Jakarta.

Amien menegaskan partainya tetap sejalan dengan sejumlah petinggi partai koalisi. Partainya tetap segaris dengan sikap Prabowo, yaitu menarik diri dari proses rekapitulasi di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Saya di Ketua MPP PAN datang atas nama partai. PAN menarik diri sambil meminta KPU melaksanakan tugas sebaik-sebaiknya. Jangan sampai kena pidana kalau mereka main-main dengan amanat rakyat karena rekomendasi Bawaslu tidak digubris," tuturnya.

Amien mengimbau kepada semua pihak agar tidak membuat suasana menjadi panas. Menurutnya, berbeda pendapat dalam menyikapi proses pemilu adalah hal biasa.

"Jadi ini sama-sama anak bangsa tidak usah berpikiran panas yang bisa bikin suasana jadi tambah panas. Biasa berbeda pendapat, asal sama-sama sejuk, nanti akan ketemu solusinya," katanya.

Namun, Amien tetap beranggapan bahwa proses Pilpres kali ini tidak berjalan jujur dan terjadi kecurangan secara sistemik.

"Ini (pemilu presiden) curang. Ini pelanggaran luar biasa, pelanggaran sistematik, terstruktur. Ada bukti yang sangat jelas," kata Amien.

source: viva

Inilah Website Resmi PERSEPI


Kini mulai ramai dibicarakan sebuah lembaga bernama PERSEPI sebagai Auditor beberapa Lembaga Survei yang merilis Quick Count pada Pilpres 2014 ini. Kabarnya sih, Persepi singkatan dari Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia. Maaf, soalnya saya kok baru denger nama Persepi saat PILPRES 2014 sekarang ini saja.

Masih menurut kabar, Ketua Dewan Etik Persepi Hamdi Muluk menilai bahwa hasil hitung cepat seharusnya sama meski berbeda lembaga survei. Untuk itu, Persepi akan melakukan audit terhadap metodologi survei yang digunakan.

Saya sempat baca di merdeka.com yang mengabarkan bahwa Persepi telah melakukan audit terhadap lembaga-lembaga survei yang berada dalam naungannya seperti: Cyrus Netwoks, Indikator Politik Indonesia, CSIS, SMRC, dan hasilnya seluruh lembaga tersebut dinyatakan tidak menyalahi aturan dalam metodologi hitung cepat yang digunakan. Kita semua tau bahwa semua lembaga survei ini merilis hasil perhitungan cepat yang hampir seragam.

Bahkan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi yang "cerdas" itu mengatakan bahwa proses audit di sidang etik berjalan lancar dan Lembaga surveinya dinyatakan LULUS dalam sidang tersebut..:P

Di luar lembaga-lembaga survei yang tadi disebutkan, ada pula lembaga-lembaga survei yang juga merilis perhitungan cepat pilpres 2014 namun hasilnya berseberangan dengan ke-4 anggota Persepi, salah satunya adalah Puskaptis (Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis). Terlepas dari persoalan kredibilitas, lembaga survei ini nampaknya memang bukan anggota Persepi, namun terus dikejar-kejar oleh Persepi (yang bukan siapa-siapanya) untuk di-audit hanya karena hasil hitung cepatnya berbeda.

Saya jadi bertanya-tanya, sebenarnya apa dan siapa itu Persepi? Lebih jauh lagi seberapa besar kewenangan yang dimilikinya sehingga merasa seolah telah menjadi "polisi" survei?

Saking penasaran, saya sempatkan googling untuk menemukan website-nya, hasilnya NIHIL kecuali berita tentang audit yang dilakukannya. Saya coba juga untuk mengetikkan di address bar google chrome misalnya; www.persepi.co.id, hasil NIHIL juga. Lalu saya pikir mungkin lembaga ini menggunakan domain com, maka saya ketik lagi di address bar www.persepi.com, eeh google malah memperingatkan bahwa sertifikat keamanan situs tersebut tidak terpercaya dengan tulisan begini:


Tentu saja pandangan saya bisa saja keliru. Oleh karenanya jika temen-temen ada yang kebetulan mengetahui lebih jauh tentang Persepi ini, saya mohon untuk di-share link-nya ya... :D

Terimakasih

Sutrisno


Terlanjur GR, Jokowi Terpengaruh Manuver Golkar


Seperti dikabarkan sebelumnya, Partai Golkar diberitakan ingin mengalihkan dukungannya dari Prabowo Subianto ke pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

Atas pemberitaan tersebut, Jokowi-pun menyambutnya dengan gembira. Lalu bagaimana tanggapan Jokowi, capres yang merasa dilirik Golkar?

"Bagus-bagus saja, saya terima saja kalau didukung. Semua yang punya semangat ya ayo," ujar Jokowi di Kantor DPD PDIP Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (12/7/2014).

Jokowi memberikan sinyal positif pada partai berlambang pohon beringin itu. Gubernur nonaktif DKI Jakarta itu siap menerima Golkar jika memang partai pimpinan Aburizal Bakrie atau Ical itu mau memberikan dukungan resmi padanya demi mewujudkan pemerintahan dan parlemen yang kuat. [liputan6]

Namun kegembiraan tersebut tak berlangsung lama. Pasalnya, Partai Golkar yang tergabung dalam koalisi permanen tersebut telah mempertegas pendiriannya melalui Ketua Dewan Pertimbangannya, Akbar Tandjung.

Akbar mengatakan Golkar siap berada di luar pemerintahan bila akhirnya Prabowo kalah di pemilihan presiden.

"Terlepas siapa yang menang kelihatannya sepakat. Kalau menang sama-sama. Kalau tidak menang sama-sama di luar pemerintahan. Golkar tidak harus berada didalam pemerintahan," kata Akbar ketika dikonfirmasi, Senin (14/7/2014).

Akbar menuturkan Golkar siap berada di luar pemerintahan memperkuat sistem pengawasan. "Kita tidak harus berada di pemerintahan. Itu yang kami sepakati," imbuhnya.

Golkar, kata Akbar, akan menghormati koalisi permanen dimana kesepakatan tersebut berlangsung selama lima tahun. "Itu harus ditandatangani. Kita sudah tetapkan lewat dukungan kepada Prabowo-Hatta," kata Mantan Ketua DPR itu.

Akbar mengatakan koalisi dibentuk bukan hanya untuk kemenangan Prabowo-Hatta tetapi kerja sama di parlemen.
"Ini sudah dimulai secara faktual lewat pembahasan RUU MD3. Karena itu koalisi disepakati secara permanen lima tahun," imbuhnya. [tribunnews]

URGENT! Pemanggilan Megawati oleh KPK soal BLBI


SEJAK pemerintah menandatangani penyelesaian kewajiban obligor BLBI melalui perjanjian MSAA, MRNIA, dan PKPS, saya sudah mencium banyak hal ketidakberesan. Hal itu disebabkan saya mengetahui adanya manipulasi aset yang diserahkan obligor BLBI ke BPPN.

Bentuk manipulasi itu dimulai dari cara menilai harga aset, kondisi penilaian, dan siapa penilainya. Saat mereka serahkan, sebagian aset yang memang busuk itu dinilai dengan harga tinggi. Dan saat mereka beli kembali melalui berbagai cara, walau dilarang, mereka hargai dengan rendah.

Tentu saja bukan sekadar manipulasi aset, mereka pun tidak menyerahkannya atau menjualnya lebih dulu sehingga tidak termasuk dalam daftar aset yang wajib diserahkan disebabkan oleh kewajiban yang bersangkutan kepada BPPN.

Isu ini menguat disebabkan gagas tentang MSAA dan MRNIA datang dari pihak asing dan karenanya dibuat sebagai dokumen rahasia negara berbahasa Inggris. Saya sendiri mengusulkan, jika memang banyak pihak keberatan, kenapa perjanjian yang merugikan itu tidak dimohonkan pembatalannya di pengadilan. Gugatan-gugatan kritis ini tidak berguna. Pemerintah dan DPR reformasi lebih asyik mengunyah isu reformasi politik dan ekonomi, yang di dalam isu reformasi ekonomi terdapat masalah krusial.

Salah satu isu krusial itu adalah unsur pidana dalam penyelesaian kewajiban obligor. Model penyelesaian kewajiban obligor-obligor itu jelas mengutamakan penyelesaian perdata dan mengabaikan pidana. Karena itu kekuasaan politik waktu menerbitkan Ketetapan MPR, UU Propenas, Inpres agar restrukturisasi ekonomi berjalan sesuai dengan arahan IMF.

Hasilnya adalah tingkat pemulihan restrukturisasi ekonomi yang dilaksanakan BPPN mencapai sekitar 14 persen dari total BLBI Rp144,536 T. Tentu saja orang marah dan terganggu rasa keadilannya. Ini disebabkan dari total penyaluran BLBI tersebut, potensi kerugian negara menurut audit investigatif BPK mencapai Rp 138,442 T atau sekitar 97,78 persen. Sedangkan dari BLBI yang dialihkan menjadi kewajiban Pemerintah, ditemukan penyimpangan sebesar Rp 84,842 T atau sekitar 58,7 prosen. Rasa keadilan masyarakat makin cidera terutama setelah masyarakat menyaksikan, para obligor BLBI itu sebagian besar kembali masuk bagian daftar 40 orang terkaya menurut majalah Forbes.

Dari sinilah orang bertanya-tanya, apakah layak Syafruddin A Temenggung memberikan Released and Discharge (RnD) berdasarkan keputusan Sidang Kabinet yang dipimpin Presiden Megawati waktu itu ?

Sejak 1998/1999 saya menyebutkan, model penyelesaian perdata saja pada BLBI tanpa tambahan tuntutan ganti rugi akan menimbulkan cideranya rasa keadilan masyarakat. Apalagi penyelesaian perdata itu ditutup dengan perjanjian bahwa setelah dianggap lunas, maka Pemerintah menerbitkan surat pembebasan dan pengampunan (released and discharge).

Jika kini KPK mengundang Megawati untuk masalah BLBI, sesungguhnya bukan karena sebabnya BLBI, tapi restrukturisasinya, termasuk penjualan aset, divestasi, dan R n D. Saya sendiri menolak  restrukturisasi perbankan pada bank yang diambil alih dengan cara divestasi. Banyak argumen untuk hal ini yang saat itu di bawah Budiono sebagai Menkeu dan Dorodjatun Kuntjoro-jakti sebagai Menko Perekonomian tidak peduli dengan penolakan tersebut.

Bagi mereka yang terpenting menjalankan perintah IMF yang kemudian IMF sendiri mengakui salah dalam memberikan rekomendasi dan arahan restrukturisasi perkeonomian Indonesia.

Tentu saja pemanggilan Megawati ke KPK soal BLBI menjadi krusial. Karena secara hukum, Megawati sebagai Presiden RI hanya menjalankan TAP MPR, UU Propenas, UU APBN, PP 17/99, Inpres, dan didukung oleh Fatwa MA. Tapi ketika masuk ke persoalan cara-cara merestukturisasi, Megawati memang layak ditanya KPK terutama yang berkaitan dengan unsur pidana penyerahan aset ke BPPN, penjualan aset yang akhirnya dimiliki kembali oleh obligor BPPN, juga kenapa menolak usulan berbagai kalangan bahwa restrukturisasi adalah tidak sekadar menjual aset.

Bayangkan, saat banknya ambruk, pemegang saham membiarkan Pemerintah mengambil alih dan menginjeksi modal dengan surat utang. Tapi setelah bank itu nampak sehat dan menguntungkan, pemegang saham lama membeli kembali bank tersebut. Itu terjadi di era Megawati karena sejumlah Menterinya patuh pada perintah IMF sehingga negara dan akhirnya masyarakat dirugikan berkali-kali.

Selain masalah pidana, untuk kerugian yang antara lain seperti inilah, Megawati perlu ditanya sehingga masyarakat mengerti siapa sebenarnya kelompok masyarakat yang biasa berkuasa di bidang ekonomi namun selalu menimbulkan kerugian material dan penyimpangan konstitusi. Masyarakat berharap pemanggilan ini bukan dalam rangka peningkatan citra KPK, tapi lebih pada keinginan menegakkan keadilan karena dalam R n D sendiri disebutkan peluang pencabutan pembebasan dan pengampunan jika di kemudian hari ditemukan persoalan pidana.

Mudah-mudahan rasa keadilan masyarakat menjadi utuh setelah terkoyak karena 10 tahun kebijakan ekonomi liberal telah memperpuruk perkeonomian bangsa yang berdaulat dan bermartabat.[Ichsanuddin Noorsy]

*Penulis merupakan staf peneliti pusat studi ekonomi kerakyatan (Pustek), mantan wartawan

source: RMOL

Pemilihan Ulang-pun Prabowo-Hatta Tetap Unggul


Petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) TPS 41 telah menyelesaikan pemungutan suara ulang (PSU), Senin (14/7). Suara untuk pasangan Prabowo-Hatta masih tetap menang dalam pencoblosan ulang kali ini.

Lokasi TPS yang berada di Lapangan Perumahan Pondok Ungu Permai RT 01/RW 09 Kelurahan Kaliabang Tengah, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, dihadiri warga sekitar yang ingin menyaksikan penghitungan suara.

Di TPS tersebut, jumlah pemilih yang hadir sebanyak 421 orang dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) 739 orang.

Berdasarkan pemungutan suara ulang (PSU), pasangan nomor urut satu, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebanyak 237 suara atau 56,29 persen sedangkan pasangan nomor urut dua, Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) memperoleh 184 suara atau 43,71 persen.

Ketua KPPS TPS 41, Aidil Zaimi, membantah pihaknya melakukan perusakan surat suara sebanyak 30 lembar, seperti yang dituduhkan Panwaslu Kota Bekasi.

"Tidak ada persoalan, dengan adanya pemungutan suara ulang ini. Sesuai dengan instruksi KPU kami lakukan pemungutan ulang," ujar Aidil di lokasi.

Pihaknya mengatakan, tidak ada unsur kesengajaan sehingga menyebabkan kerusakan kertas suara yang sah.

Sebelumnya, Panwaslu Kota Bekasi menduga adanya perusakan surat suara sah terhadap perolehan suara Jokowi-JK yang dilakukan dengan sengaja petugas KPPS setempat. Sehingga surat suara tersebut tidak sah, sebanyak 30 surat suara.

Aidil Zaimi mengakui, saat pencoblosan Rabu (9/7) lalu, TPS 41 di tempatkan di dalam rumah yang diklaim sebagai balai pertemuan warga di lingkungan RT 01.

"TPS 41 memang lokasinya berada dalam ruangan di Balai Warga, bukan rumah milik warga. Sudah 15 tahun dijadikan TPS. Tujuannya, agar (pemilih) tidak merasa kepanasan saja," katanya.

Selain Aidil Zaimi, anggota KPPS TPS 41 antara lain Sunaryo, Irwaji Munawir, Pahbi, Hartim, Suwoko, dan Tugianto.

Sementara itu, Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Bekasi, Ismail, mengatakan pihaknya masih melakukan kajian terkait adanya dugaan kecurangan yang dilakukan petugas KPPS TPS 41.

"Kami masih mengkaji lebih lanjut, apakah ini merupakan pelanggaran pidana atau tidak. Sore ini, akan diputuskan oleh Gakumdu (Penegakan Hukum Terpadu), apakah memenuhi unsur pidana atau tidak," ujar Ismail.

Dia mengatakan, bila Gakumdu memutuskan telah terpenuhi unsur pidana pelanggaran Pemilu, pihak Panwaslu akan mendorong pihak terkait untuk melakukan penyidikan lebih lanjut.

Bila benar terpenuhi unsur pidana, pelaku perusakan surat suara dapat dijerat dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.

"Terutama diancam dengan Pasal 234 UU No. 42 tahun 2008. Apakah unsur tersebut terpenuhi atau tidak, masih dalam kajian," ujarnya.

Ismail mengatakan, pihaknya bukan menyoroti hasil Pilpres di TPS ini, tapi mengawasi jalannya pemungutan suara yang jujur, adil, dan berkualitas.

source: suaranews

KETIKA QUICK COUNT MENGALAHKAN KPU


Pengamat Politik UGM, Ari Dwipayana menilai munculnya hasil hitung cepat atau quick count berbeda sudah diperkirkan sebelumnya.

Menurut dia, itu merupakan bagian dari skenario untuk ciptakan opini yang membingungkan masyarakat terkait hasil hitung cepat. "Quick count tandingan akan dimunculkan sebagai tandingan atas hasil hitung cepat yg dimunculkan oleh lembaga survei kredibel," tutur Ari menanggapi munculnya perbedaan hasil hitung cepat Pilpres 2014 yang dilakukan sejumlah lembaga survei, Rabu (9/7). 

Sebanyak enam lembaga survei mengumumkan pasangan Jokowi-JK sebagai pemenang Pilpres 2014 versi hitung cepat. Sedangkan, empat lembaga survei lainnya menyatakan pasangan Prabowo-Hatta sebagai pemenang Pilpres 2014 versi hitung cepat.

''Modus untuk menciptakan quick count tandingan tampak jelas dari kasus tidak digunakannya hasil hitung cepat dari political tracking yang dipimpin Hanta Yudha," cetus Ari. Ia menilai fenomena itu menunjukan tragedi yang menghancurkan independensi dan profesional lembaga survei.

"Lembaga survei dijadikan alat propaganda politik yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah metodologi," tegas Ari. Selain itu, kata dia, upaya untuk memunculkan rilis hitung cepat justru dipakai untuk merancang skenario menyesuaikan hasil real count dengan quick count. 

"Inilah bahaya berikutnya ketika akan muncul fenomena vote trading yang berupaya memanipulasi hasil rekapitulasi suara, baik di tingkat desa maupun kecamatan," cetus Ari.

source: republika

Balasan Surat Terbuka untuk Para Artis Pendukung Jokowi-JK



Surat Terbuka Untuk Mas Riri Reza.

Saya ini rakyat biasa mas. Mas ga kenal saya, apa lagi Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Saya adalah anak desa yang lahir di Sengkol Lombok Tengah, NTB. Desa tempat saya lahir itu termasuk salah satu desa yang selalu kering saat musim kemarau menjelang. Tanahnya "tersenyum" kalau kemarau,tapi sangat lengket kala hujan menerpa (tanahnya tanah liat).

Tetapi saya tahu mas Riri, dari film-film yang mas sutradarai. Seorang sutradara film terkenal dan sangat idealis. Apa yang telah mas perbuat untuk dunia perfilman yang mati suri sangat saya acungi jempol (four thumbs up for you mas). Tetapi ada satu yang menurut saya agak berlebihan (reaktif) yang ditunjukkan oleh mas Riri dan teman-teman artis yang mendukung Pak Jokowi. O ia mas, saya lupa, saya mendukung Pak Prabowo-Hatta sebagai presiden dan wakil presiden RI.

Saya hanya ingin mengingatkan mas Riri dan semua artis yang sudah menyampaikan surat terbukanya kepada Pak Prabowo, tentu tidak elok kalau kita memaksa apa yang kita sangka kebenaran kepada orang lain untuk dianggapnya bahkan dijadikannya kebenaran. Kalau persoalan ilmiah, atau bahasa yang lebih general saya sampaikan, apa saja yang merupakan kreasi dan karya manusia, sejatinya memiliki kelemahan yang nyata. Karena itu, saya sangat menyayangkan apa yang telah mas Riri dan teman-teman artis yang mendukung Pak Jokowi lakukan.

Tentu dalam dunia demokrasi secara umum (dimana politik adalah salah satu bagian didalamnya), setiap individu memiliki hak untuk menyampaikan apa saja yang menjadi pandangannya, tetapi sekali lagi saya sampaikan, tentu tidak elok kalau apa yang menjadi pandangan kita lantas juga harus menjadi pandangan orang lain. 

Dalam konteks demokrasi, saya mengharapkan kepada mas Riri dan teman-teman artis pendukung Pak Jokowi, untuk tetap tenang melihat kondisi ini. dalam dunia manusia, perbedaan itu adalah suatu keniscayaan. Dalam konteks PEMILU, lembaga resmi yang menentukan siapa yang akan mendapat mandat rakyat adalah KPU. Apakah apabila Pak Prabowo menang berarti tidak sah dan tidak mendapat mandat rakyat??!! jawabannya tentu tidak!! karena siapapun pemenangnya adalah orang yang dipilih oleh mayoritas anak bangsa. 

Karena itulah mas Riri dan teman-teman artis yang mendukung Pak Jokowi, harus tenang dan legowo untuk menunggu hasil resmi yang akan dikeluarkan oleh KPU. Dan siapapun nanti yang menang, sekali lagi adalah presiden kita bersama. Saya juga berharap Pak Jokowi juga harus legowo dan bersikap sebagai seorang negarawan kalau ternyata pada akhirnya nanti, penghitungan resmi KPU memenangkan Prabowo -Hatta.

Salam Hormat Saya

Agus Afandi 
(anak desa dari sengkol, Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat)

Seperti diberitakan bahwa sebelumnya para artis membuat kumpulan surat terbuka yang diunggah di media sosial di Tumblr.com pada Ahad (13/7). Di antara beberapa nama yang menulis surat itu, antara lain Mira Lesmana, Happy Salma, Nina Tamam, dan Riri Riza.

source: Komen di Republika

SEPAK TERJANG CAPRES JOKOWI


Belum lagi jokowi dikabarkan salah satu makanan kegemarannya: rica-rica, SATE JAMU (sate anjing): dan kenyataannya fakta lapangan yang kami dapatkan di solo mengatakan ini benar!! saya rasa ini KEMBALI akan menjauhkan jokowi dari GUBERNUR JAKARTA!!! (ini bukan kampanye hitam! jokowi memang terbukti, akuilah kenapa malu)

(salah satu kejadian yang lucu! saudara @ kartikadjoemadi saja sampai dimarahin semalaman karena tidak memblok akun kami…….., JOKOWI memang takut pada kami! karena kami aktivis jawatengah termasuk solo, yang mengetahui dirinya semengerti mengertinya)

sumber:
http://indonesianote.wordpress.com/2014/04/10/jokowi-koruptor-files/





PENELITI: JOKOWI JANGAN NGACIR BEGITU SAJA

Kompas Images

Kesiapan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadi bakal capres PDI-P masih terus mengundang kontroversi. Ada yang berpendapat bahwa Jokowi adalah politikus kutu loncat karena rekam jejak politiknya. Ada pula yang mafhum.

Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, berpendapat bahwa kontroversi pencapresan itu hanya bisa diakhiri oleh Jokowi sendiri. Caranya, sebut Siti, Jokowi menyampaikan alasan mendasar dari kesediannya menerima mandat dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk menjadi bakal calon presiden dari partai tersebut.

"Sampaikan langsung, dong, ke rakyat, signifikansi, relevansi, serta urgensi pencapresan Jokowi dalam Pemilu 2014. Mungkin saja, kontroversi soal pencapresannya itu serta-merta akan berakhir," ujar Siti kepada Kompas.com pada Selasa (1/4/2014). 

Menurut Siti, pencalonan Jokowi memang tak terbendung, tetapi jangan sampai terkesan "tinggal glanggang colong playu" alias "ngacir begitu saja" tanpa penjelasan kepada konstituen yang membawa Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta. "Jangan sampai ada konstituen yang merasa dikhianati atas pencapresan Jokowi," kata dia.

Siti pun berpendapat, penyampaian tersebut akan meredam upaya lawan politik Jokowi dalam menjadikan beragam kontroversi tersebut sebagai komoditas politik. "Karena dinilai loncat-loncat dalam menjalankan tugas," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Joko Widodo memastikan diri siap diusung menjadi bakal calon presiden dari PDI-P. Kesiapan tersebut disampaikan saat dia blusukan di Rumah Si Pitung di Marunda, Jakarta Utara, Jumat (14/3/2014) siang. 

Dalam kesempatan terpisah, Jokowi menyatakan siap menjelaskan langsung kepada rakyat soal pengusungannya itu. Namun, sampai sekarang penjelasan itu belum terealisasi. [kompas]

Cyber Troop Jokowi Mudah Dikenali


Setelah kesuksesan politik pencitraan ala SBY sepuluh tahun lalu, kini muncul politik pencitraan gaya baru. Kali ini melibatkan dukungan masif semua media baik cetak, elektronik, online, maupun sosial.

Adalah jokowi yang digadang-gadang untuk jadi presiden dan diblow-up habis-habisan oleh media-media mainstream. Dukungan secara masif itu bisa dibilang tidak wajar karena jokowi yang adalah seorang muslim justru tidak “laku” di media Islam seperti voa-islam, arrahmah, suara-islam, dll. Bukankah kalau seorang muslim sangat luar biasa dalam memimpin, maka media-media muslim justru akan ikut memberitakannya dengan bombastis? Tapi bukannya diberitakan secara bombastis, jokowi justru diberitakan secara negatif di media-media muslim tersebut.

Keanehan ini ditambah dengan adanya informasi bahwa kebanyakan media mainstream terindikasi dibayar untuk pencitraan jokowi. Menurut informasi, media-media tersebut adalah:

1) First Media Grup (beritasatu1.TV beritasatu .com, suara pembaruan, Jakarta Globe, Suara Pembaruan, The Straits Times, Majalah Investor, Globe Asia, The Peak, Campus Asia, Student Globe, Kemang Buzz, Campus Life, Termasuk Beritasatu FM. First Media Grup adalah milik James Riady (Lippo Grup), konglomerat yang bersahabat baik dgn Bill Clinton dan terlibat Lippo Gate yg terjadi di AS, ketika James Riady cs tertangkap memberikan dana politik illegal jutaan dollar kepada timses capres Demokrat Bill Clinton untuk pemenangan Clinton pada pemilihan Presiden AS. Uang sumbangan James Riady cs itu kemudian terbukti berasal dari China Global Resources Ltd, sebuah perusahaan kedok milik China Military Intelligence (CMI).

2) Media lain yang dikontrak mahal untuk pencitraan palsu Jokowi adalah Detik Grup. Ngakunya milik Chairul Tanjung alias CT, tapi sebenarnya milik Salim Grup. Detik.com Setiap hari, detikcom memuat berita tentang pencitraan palsu Jokowi puluhan bahkan kadang lebih 100 berita. Chairul Tanjung hanya dipinjam nama dan bertindak untuk dan atas kepentingan Antony Salim (Salim Grup).

3) Kompas /Gramedia Grup memang tidak segila detikcom siarkan Jokowi, tapi tetap punya KANAL BERITA KHUSUS untuk mempromosikan Jokowi dan Ahok. Diprediksi menjelang masa pilpres 2014, Kompas dan Gramedia Grup akan habis – habisan mendukung Jokowi – Ahok karena sejalan dengan misi medianya, pelemahan Islam di Indonesia.

4) Jawa Pos Grup. Tidak melibatkan semua media milik Dahlan Iskan yang jumlahnya 185 TV, Koran, Online media, dll itu. Sekitar 40% JawaPos Grup dikontrak. Namun, dipastikan jika Dahlan Iskan mau sebagai capres, Jawa Pos Grup tidak akan terlalu mendukung Jokowi kecuali mendapat permintaan khusus dari Chairul Tandjung, tokoh yang merekomendasikan Dahlan Iskan ke Presiden SBY untuk ditunjuk sebagai Menteri BUMN tahun 2011 lalu.

5) Yang paling gencar jilat Jokowi adalah Koran Rakyat Merdeka. Ada saja berita (palsu) istimewa tentang Jokowi. Kontraknya puluhan Milyar.

6) Tempo (majalah dan Online) adalah media pelopor yg orbitkan Jokowi dengan penghargaan “10 Tokoh Terbaik (penghargaan abal-abal), hanya karena bisa pindahkan Pedagang Kaki Lima (PKL), itu pun dilakukan setelah hampir setahun bolak balik mengunjungi dan mengundang PKL makan bersama. Fakta terakhir, PKL Solo kembali ke lokasi awal sebelum pindah karena di tempat baru dagangan mereka tidak laku.

7) Tribunnews Grup (Bosowa dan Kompas) juga dikontrak untuk pencitraan palsu Jokowi. Demikian juga Fajar Grup (Alwi Hamu / Dahlan Iskan). Alwi Hamu juga merupakan patner bisnis Dahlan Iskan di media dan PLTU Embalut, Kaltim yang sarat korupsi itu.

8) Metro TV, tidak tahu sekarang dibayar berapa untuk kontrak pencitraan palsu Jokowi sampai 2014. Tapi saat Pilkada DKI puluhan Milyar. Sejak dapat bisnis iklan dari Konglomerat – konglomerat pendukung Jokowi, Metro TV jadi corong nomor satu Jokowi, disamping jadi corong kampanye dan pencitraan Dahlan Iskan yang memberikan kontrak iklan luar biasa besar dari BUMN – BUMN kepada Metro TV.

9) SCTV grup. Pemiliknya Edi dan Popo Sariatmadja malah menjadi cukong utama. Koordinator media pencitraan Jokowi, membantu James Riady. Dukungan promosi dan kampanye yang diberikan untuk Jokowi gratis alias tanpa bayaran, meski diduga sebenarnya sudah mendapatkan imbalan dari dana pemenangan Jokowi yang telah terkumpul puluhan triliun dari sumbangan para konglomerat hitam Indonesia.

10) Media raksasa lain seperti Vivanews grup (TV One, ANTV, Vivanewscom dll) milik Bakrie meski kontrak dgn Cukong Jokowi tapi porsinya kurang dari 30%, dan masih melihat perkembangan situasi dan kondisi politik nasional mengingat Aburizal Bakrie masih berstatus Ketum Golkar dan kandidat capres.

11) Selain media cetak, televisi mainstream, sosial media seperti twitter, facebook, kaskus dll juga dikontrak khusus. Lihat saja di sini. Bahkan di twitter juga mulai ada akun relawan yang berusaha menjelaskan dengan kata-kata manis mengenai tingkah-polahnya yang anomali pada tiap akun yang berkomentar negatif. Rumornya ia memiliki buzzer sebanyak 1500-2000an yang mengelola lebih dari 10.000 akun sosial media . Buzzer adalah semacam pasukan bayaran online, yang siap menjaga reputasinya di internet dengan cara menyusup di berbagai forum dan kolom komentar untuk mendongkrak citranya. Para buzzer bayaran ini akan berkomentar positif tentangnya dan menyerang habis-habisan mereka yang tidak melihatnya sebagai “dewa”. Dulu waktu pilkada DKI, selain orang-orang yang permanen kelola akun untuk pencitraan Jokowi, dibentuk juga Tim Jasmev. Puluhan Milyar biayanya. Lihat gambar yang sempat diambil saat pemilukada DKI lalu ini:




Banyak akun palsu pembela Jokowi di sosial media. Untuk mendeteksi akun pembela Jokowi palsu tidak sulit. Salah satunya, banyak hal yang disampaikan sangat tidak masuk akal.

Begitu disampaikan Praktisi Teknologi Informasi, Chafiz Anwar, ketika dihubungi wartawan, Jumat (1/11/2013).

Chafiz mengatakan ciri-ciri akun palsu yang digunakan, segi jumlah komentar melalui media sosial yang serentak menyerang ataupun membela Jokowi. Padahal, hal itu tidak mungkin dilakukan pemilik akun asli secara bersamaan.

“Tidak mungkin komentar ribuan sekaligus dilakukan oleh pemilik akun asli,” katanya.

Ciri lainnya yang juga mudah dianalisa, menurut Chafiz, adalah dengan membandingkan jumlah pembaca dan jumlah komentarnya. Untuk masalah Jokowi misalnya jika ada yang mengkritiknya di sebuah media online dan kemudian langsung ada serangan dari ribuan orang seperti itu pernah dialami terakhir oleh Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Assegaf dan itu bisa ditegaskan kepalsuannya.

“Coba saja bayangkan berita yang mengkritik di sebuah media online itu. Baru beberapa saat tayang langsung yang komentar ribuan, itu sangat tidak mungkin. Kalau bukan sebuah tim yang mengerjakannya yang bisa saja terdiri dari puluhan orang,” tambahnya.

Yang paling mungkin kata dia lagi, yang baca satu orang tapi orang ini memegang ratusan akun. Hal ini bisa dilihat jelas dari komentar-komentar pendukung Jokowi.

Ciri lainnya yang juga bisa diliat adalah ketidakjelasan identitas para pemain akun ini. Biasanya mereka kata Chafiz, menggunakan nama-nama palsu dan foto-foto palsu atau menggunakan gambar kartun.

“Yah satu orang kan gak mungkin punya 10 akun dengan nama sama dan foto yang sama.Sementara dari mereka satu orang minimal bisa memiliki 100 akun,” kata Chafiz.

Mereka jelasnya lagi menggunakan mesin pendeteksi dengan keyword-keyword tertentu.

“Misalnya kalimat Jokowi belum pantas jadi presiden.Mesin mereka ini berjalan seperti halnya mesin pencari google,begitu mesin mendeteksi ada kalimat atau kata tertentu yang dimasukkan,mereka akan bergerak cepat dan membalas kalimat-kalimat tersebut,” tegasnya.

Terakhir dirinya mengingatkan masyarakat untuk tidak terpancing dengan settingan provokasi maupun ajakan yang mereka mainkan,karena itulah tujuan mereka. Masyarakat jangan sampai terperdaya oleh provokasi mesin yang mereka mainkan.

“Pilih saja dengan cerdas dengan menelusuri rekam jejak para kandidat calon presiden.Jangan percaya dengan permainan seperti ini,”tandasnya.

Tanggapan Raden Nuh (Pencetus Akun Twitter AntiKorupsi @Triomacan2000)

Dihubungi via telepon Rabu, 29 Januari 2014, Raden Nuh yang sedang berada di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, memberikan jawaban atas pertanyaan kami sebagai berikut :

Tanya :

“Apa pendapat Anda dengan semakin terbongkarnya agenda tersembunyi pihak asing yang gencar promosikan Jokowi sebagai capres ?”

Raden Nuh :

“Bagus ! Rakyat harus diberitahu sebenar – benarnya dan selengkap – lengkapnya mengenai siapa Jokowi sesungguhnya, apa agenda pribadi dan agenda asing, dan terpenting apa maksud dan tujuan sebagian pengusaha besar Tionghoa yang semua bersatu padu mendukung pencapresan Jokowi dengan segala cara, daya, bantuan jaringan media media dan bantuan dana. Rakyat harus disadarkan betapa bahaya bagi bangsa dan negara jika Indonesia dipimpin oleh seorang presiden boneka. Presiden yang tunduk dan patuh pada perintah dan keingan tuannya, para pengusaha besar tionghoa, yang selama ini dikenal sebagai perusak dan pencuri kekayaan negara. Maksud saya para pengusaha tionghoa pendukung Jokowi itu lho, bukan semua pengusaha Tionghoa. Masih banyak pengusaha Tionghoa yang merah putih, nasionalis, berjiwa raga Indonesia.”

Tanya : “Apakah Anda masih memantau twit dari akun @Triomacan2000 sejak Anda tinggalkan lebih setahun lalu? Bagaimana Anda menilai kualitas dan tema – tema besar yang diangkat akun itu?”

Raden Nuh :

“Praktis sejak saya tidak aktif lagi kelola akun @Triomacan2000, saya jarang memperhatikan twit – twit mereka. Saya hanya lihat jika ada teman yang infokan sesuatu yang menarik atau bikin gempar publik. Sering juga memantau kalau ketika baca koran atau nonton TV. Terakhir saya menonton acara Metro Realitas yang berjudul Kicauan Akun Hantu Triomacan2000, geli rasanya. Kok media sebesar dan sekaliber Metro TV mau menyiarkan tayangan acara yang sangat kentara pesanan dan sangat dangkal investigasinya.

Tanya :

“Bagaimana tanggapan Anda mengenai banyaknya media yang memuat berita pencitraan Jokowi ?”

Raden Nuh :

“Pertama, sudah pasti saya sangat prihatin. Kenapa media massa kita terlalu mudah dan murah menjual idealisme, membohongi rakyat, membodohi pembaca atau penontonnya. Media memang membutuhkan income untuk menutupi biaya operasional dan mencari keuntungan, tetapi apa yang kita saksikan sekarang sungguh luar biasa memalukan. Seakan – akan tidak ada tokoh lain yang lebih layak dan pantas diberitakan selain Jokowi. Kedua, Media nasional kita sudah menyimpang dari cita – cita awal atau maksud dari pendiriannya, menyampaikan kebenaran dan mencerdaskan bangsa. Saya tidak mempermasalahkan media – media milik konglomerat Tionghoa yang secara masif dan kontiniu mengiklankan Jokowi. Mereka memang mau menjadikan Jokowi sebagai presiden boneka, mereka mau melemahkan Indonesia melalui Jokowi. Ketiga, Kita tahu deh, siapa Jokowi itu sebenarnya. Ratusan walikota dan belasan Gubernur di Indonesia punya kemampuan dan integritas jauh di atas Jokowi. Faktanya Jokowi hanya kelihatan bagus karena setiap hari selama dua tahun ini, media bayaran dan milik pengusaha Tionghoa mempromosikan dia besar – besaran. Ini sangat berbahaya.

Tanya :

“Kenapa sangat sedikit tokoh yang berani berkomentar negatif tentang Jokowi?”

Raden Nuh :

“Fenomena ini memang menyedihkan, sangat menyedihkan. Sebagaian besar para tokoh bangsa kita takut berpendapat melawan arus utama opini. Takut tidak populer atau dikecam oleh pendukung -pendukung Jokowi yang terorganisir dan memang dibayar serta ditugaskan untuk menjaga citra Jokowi. Mereka melihat betapa kasihannya tokoh tertentu yang berani mengkritik Jokowi melalui media. Kontan mereka dicerca, dihina, dibully, malah ada yang dicaci maki oleh pendukung jokowi yang sebenarnya adalah bagian dari timses Jokowi. Namun, sayangnya, ketakutan para tokoh ini tidak boleh diikuti oleh para akademisi yang memiliki dasar akademis atau kajian ilmiah jika mereka mau mengungkapkan konspirasi besar dibalik pencitraan palsu Jokowi atau jika mereka mau menilai Jokowi dengan dasar penelitian dan studi yang kuat. Akademisi kan tidak boleh bohong, mereka harus mengatakan apa adanya. Jika Jokowi memang gagal, tak layak jadi gubernur, ya mereka harus berani mengatakannya kepada rakyat Jakarta. Kenapa harus sungkan ?”


DITAGIH JANJI, JOKOWI AMBIL LANGKAH HUKUM

image by sayangi.com

Bakal calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo mengatakan ada kemungkinan pihaknya akan mengambil langkah hukum terkait beredarnya iklan 'Kutagih Janjimu' di stasiun televisi tertentu.

"Kemungkinan tindakan hukum dipikirkan. Baru diurus tim kita," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi ini di kawasan Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (29/3/2014).

Jokowi yang masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta ini juga telah mengetahui, bahwa stasiun televisi tertentu ini telah mendapatkan teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Dengan teguran yang telah dilayangkan KPI, Jokowi mengatakan pihaknya kini masih mendiskusikan langkah apa yang akan diambil PDI Perjuangan terkait iklan tersebut.

"Selasa mungkin kita putuskan. Yang pertama, negative campaign dan kedua, tidak izin wajah saya dipakai," ucap Jokowi.

Seperti diberitakan sebelumnya, KPI melalui koordinasi dengan Bawaslu dan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) melayangkan teguran terkait isi pesan iklan 'Kutagih Janjimu'.

Ada 3 pelanggaran dalam iklan itu, yakni bermuatan serangan politik, tidak mendapatkan izin menggunakan wajah Capres PDI P Jokowi, dan nama pemasang iklan tidak tercantum dengan jelas. [tribunnews.com]

Rieke Bakal Wagub DKI?


Politikus PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka sempat disebut-sebut akan menggantikan posisi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang jika naik menjadi gubernur DKI Jakarta. 

Hal ini mungkin terjadi bila Joko Widodo (Jokowi) memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) 2014. Karena secara otomatis Ahok akan naik menjadi gubernur DKI Jakarta. Rieke pun sempat malu-malu ketika ditanyai mengenai kabar tersebut.

"Aduh saya lagi sariawan," kata Rieke ketika ditanyai ihwal di atas, di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (26/3).

Rieke mencoba mengelak bahwa dirinya saat ini tengah berkonsentrasi sebagai caleg DPR RI di Karawang-Bekasi-Purwakarta. Di daerah itu, Rieke optimis sebab basisnya adalah Tenaga Kerja Indonesia.

"Saya posisinya caleg sekarang, saya harus fokus 10 hari kedepan kan. Pendek sekali, kita harus fokus menangkan pemilu ke depan," ungkapnya.

Rieke tidak mau ambil pusing. Sebab, dia mengklaim saat ini tengah berkonsentrasi untuk pemilihan legislatif (Pileg)

"Tidak tahu kalau itu, kamu ikut sekali-sekali saya kampanye, boro-boro mikir itu," tutur Rieke. merdeka.com

Logistik Pemilu Masuk Sungai


Sebuah truk yang mengangkut ribuan lembar kertas formulir pemilu masuk ke sungai di Jalan Raya Pacet, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (27/3/2014) pagi.

Truk tersebut masuk sungai setelah sebelumnya bertabrakan dengan truk lain. Dua orang tewas dan ratusan lembar formulir pemilu rusak karena terkena air.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kecelakaan berawal saat truk pengangkut logistik pemilu melaju kencang dari arah Jakarta menuju Cianjur, tepatnya di turunan Jembatan Cikundul. Karena truk melaju dengan kecepatan tinggi di turunan, sopir sulit mengendalikan laju kendaraan. Truk tersebut menabrak truk pasir di depannya lalu masuk ke sungai.

Sopir dan kernet truk pengangkut logistik tersebut tewas seketika, sedangkan supir truk pasir mengalami luka ringan. Korban tewas dan luka dibawa ke RSU Cimacan.

Sementara itu untuk menjaga hal-hal yang tidak diiinginkan, polisi memasang garis kuning di lokasi. Bersama petugas KPU Cianjur, polisi juga mengamankan ribuan kertas formulir pemilu tersebut ke Mapolsek Pacet.

Kapolres Cianjur AKBP Dedy Kusuma Bakti mengatakan, semua keras formulir pemilu legislatif sudah berhasil dievakuasi, namun sebagian rusak karena terkena air.

Petugas Unit Laka Lantas Polres Cianjur masih melakukan penyelidikan di lokasi untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan. okezone.com

Ical Paling Pantas Jadi Presiden di 2014 Kata Golkar


Partai Golkar tetap optimistis menatap pencapresan Ketum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) yang elektabilitasnya tak kunjung naik. Golkar bahkan berani mengklaim ketumnya itu yang paling pantas jadi presiden di 2014. 

"Kalau sudut pandang partai saya, Pak Aburizal Bakrie sangat layak jadi Presiden RI," kata Waketum Golkar Agung Laksono usai peresmian gedung Kemenko Kesra 15 lantai di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (7/1/2014).

Namun demikian, menurut Agung, Pilpres masih cukup jauh. Pada saatnya akan muncul capres yang pantas bertarung melawan jagoannya itu.

"Ditunggu saja, kira-kira saat Pemilu Juli nanti siapa yang benar-benar layak," kata Agung.

Lebih dari itu, Agung melanjutkan, Pileg maupun Pilpres memberikan kontribusi signifikan dalam ekonomi rakyat. Salah satunya adalah besarnya belanja politik selama Pemilu.

"Belanja politik yang dimaksud adalah pada saat Pemilu para politikus pasti akan memberikan kontribusi dalam menekan angka kemiskinan melalui belanja peralatan maupun perlengkapan yang digunakan seperti baju partai dan lainnya," kata Agung.

"Ini bisa menambah penghasilan masyarakat khususnya di bidang yang berhubungan dengan kebutuhan peralatan dan perlengkapan politik. Dan semoga saja bisa menekan angka kemiskinan untuk periode tahun ini," pungkasnya. [detik]

Blusukan Jokowi dikritik Marzuki Alie

KOMPAS IMAGES

Kata "blusukan" menjadi populer sejak Joko Widodo menjabat Gubernur DKI Jakarta. Aktivitasnya ke luar masuk kampung di Ibu Kota pada awal masa jabatannya mendapatkan sorotan media. Apa yang dilakukan Joko Widodo alias Jokowi dianggap tak biasa. Sejumlah komentar dan penilaian pun dilayangkan terhadap hobi blusukan Jokowi. Nama Jokowi pun menjadi populer di antero Tanah Air. Bahkan, dalam sejumlah survei, ia menjadi kandidat calon presiden terkuat saat ini. 

Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Marzuki Alie menilai, Jokowi melambung karena peran media. 

"Seperti nama Jokowi, media itu kan ke mana-mana beritain Jokowi. Ini yang memengaruhi masyarakat di daerah, padahal mereka tidak kenal Jokowi. Saya sempat tanya kenapa warga di daerah itu suka Jokowi? Mereka bilang karena media, padahal mereka tidak tahu apa prestasinya Jokowi," ujar Marzuki saat berkunjung ke Redaksi Kompas.com, Senin (6/1/2014).

Selain terbantu oleh publikasi media, Jokowi, kata Marzuki, juga memiliki ruang untuk melakukan "hobi" blusukan-nya. Marzuki mengatakan, di Jakarta, Jokowi bisa dengan leluasa melakukan blusukan dan jarang berada di kantor. Tugas manajerial, sebut Marzuki, lebih banyak dilakukan oleh wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama.

Namun, menurutnya, blusukan ala Jokowi ini tidak bisa leluasa dilakukan di daerah lain yang kepala daerah di tingkat kabupatennya berasal dari berbagai partai politik. 

"Jokowi, di Jakarta bisa blusukan karena wali kotanya dia yang menentukan. Di daerah, bupati dan wali kotanya beragam warna, beda dengan Jakarta. Jadi, untung dia, punya ruang," kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu.

Jika Jokowi menjadi presiden, Marzuki mengaku tak bisa membayangkan jika kader PDI Perjuangan itu tetap melakukan aktivitas blusukan-nya. 

"Memang kalau jadi presiden bisa begitu blusukan? Misalnya, pas pagi berangkat ke Papua, terus pindah lagi ke Kalimantan. Terus blusukan di sana. Hasilnya apa?" kata Marzuki.

Ia mengatakan, pemimpin itu sama seperti dokter. Dokter yang hebat, ujar Marzuki, adalah dokter yang bisa mendiagnosis dengan tepat sebuah gejala penyakit sehingga obat yang diberikan pun mujarab. Pemimpin juga harus mengerti persoalan, memiliki gagasan dan komitmen.

"Yang paling penting adalah blusukan pikiran, bukan fisik," kata Marzuki. [kompas]

"Dukungan Anda adalah Amanat Saya", Apa artinya?


Slogan politik sangat berhubungan dengan program dan ideologi partai. Karena itu, slogan politik setiap partai harusnya mencerminkan program dan ideologinya. Persoalannya, hampir semua partai di Indonesia tidak punya program dan ideologi yang jelas.

Akibatnya, dalam setiap momentum pemilu, parpol-parpol gagal merumuskan slogan politik yang tepat. Di sana-sini kita melihat baliho Calon Legislatif (Caleg), yang notabene mewakili politik partai masing-masing, tetapi isinya kosong dan tak bermakna.

Kebanyakan slogan-slogan itu disusun dengan kata-kata indah, bombastis, dan mengiba-iba. Tetapi kata-kata itu tidak punya makna dan tidak sanggup menggerakkan massa secara politik. Lihat saja contohnya: jujur, bersih, dan amanah. Slogan ini memang sangat indah, apalagi jika dilaksanakan, tetapi sangat umum, pasif dan abstrak.

Lebih parah lagi, ada banyak caleg yang tidak punya slogan. Tetapi hanya dengan kata mengemis-ngemis dukungan: “Mohon Doa Restu”, “Pilihlah Saya..”, dan lain-lain.

Tidak sedikit pula caleg-caleg yang tidak kreatif langsung mengcopy-paste slogan politisi-politisi terkenal, seperti slogan politik Barack Obama saat kampanye Capres AS: “Yes We Can”. Ada juga yang mengadopsi jingle atau slogan dari merek-merek dagang terkenal. [berdikarionline.com]

Memahami Slogan; "Dukungan Anda adalah Amanat Saya"

Sejak beberapa waktu lalu saya seringkali melihat slogan tersebut di internet, khususnya di media sosial seperti facebook. saking seringnya kalimat itu muncul di hampir setiap tawaran fans page, maka saya sempat mencoba memahami apa kira-kira makna dari slogan tersebut.

Sekilas makna ideal yang (diharapkan untuk) tertangkap adalah: "Dukungan dari Anda (para pemilih) adalah merupakan amanat (pesan) bagi saya (pemilik slogan)."  Namun apakah memang demikian? Mengapa kata "Amanat" di sini kok bukan milik pemilih, melainkan menjadi "Amanat Saya" (pemilik slogan)? Coba kita perhatikan ilustrasi di bawah ini.

Dukungan Anda ==> Dukungan dari para pemilih
Adalah ==> berarti, merupakan, sama dengan
Amanat Saya ==> Pesan (milik) Saya
Jika demikian, maka bisa dimaknai seperti ini; "Saya ber-amanat kepada Anda untuk mendukung saya" yang artinya memohon, meminta, atau mengiba-iba.

Seorang kawan saya sempat bergumam, apakah terlalu sulit untuk mengatakan, misalnya; "Salurkan Amanat Anda melalui Dukungan kepada Saya" atau lagi misalnya; "Saya siap memegang amanat Anda" atau masih banyak kalimat lain yang lebih memiliki makna jelas dan transparan. Tokoh politik berkelas nasional akan mudah menemukan kalimat yang lebih baik, atau setidaknya memiliki banyak relasi dengan para pakar bahasa.

Lalu, mengapa pilihannya jatuh pada kalimat; "Dukungan Anda adalah Amanat Saya"? Padahal kalimat ini kurang bermakna jelas dan transparan? Ingat, kita sedang bicara masalah politik! Sikap antisipatif sangat diperhitungkan! Jangan sampai slogan politik menjadi bumerang di kemudian hari. Masih ingat dengan slogan politik “Katakan Tidak Pada Korupsi”? Kini jangan harap slogan itu akan kembali digunakan oleh partai atau politikus yang kini menjadi pesakitan karena melakukan korupsi.

Padahal pengguna slogan “Katakan Tidak Pada Korupsi” bisa saja berkelit begini, Kata "Tidak" disitu maksudnya adalah "Tidak Menolak"! [tresno legowo]

Kebenaran dalam Demokrasi Bersifat Relatif

















Suatu kebenaran yang tidak tergantung kepada banyak atau sedikitnya pendukung disebut kebenaran ontologis. Sedangkan kebenaran yang kita terapkan dalam masyarakat, dalam rangka demokrasi, adalah kebenaran sosiologis, yaitu suatu kebenaran relatif yang menjadi sangat kuat karena didukung oleh orang banyak. Maka, kita harus mengikuti yang mayoritas. Kita harus mengikuti suara terbanyak. 

Itulah yang menjadi alasan mengapa dalam suatu demokrasi harus ada musyawarah dan kalau perlu voting, pemungutan suara. Nabi juga melakukannya dalam beberapa kasus. Nabi pernah kalah suara dan beliau mengikuti suara terbanyak. 

Memang, kebenaran dalam persoalan itu adalah kebenaran yang sangat relatif, bukan suatu kebenaran ontologis. Tetapi kalau menyangkut kebenaran ontologis, kebenaran karena sikap atau nilai suatu hal yang memang benar dalam dirinya sendiri, maka Nabi tidak musyawarah. Beliau menentukan sendiri berdasarkan wahyu. Hal ini dikarenakan Nabi memiliki hubungan vertical dengan Allah secara pribadi. 

Dikutip dari Ensiklopedi Nurcholish Madjid:
KEBENARAN ONTOLOGIS DAN SOSIOLOGIS

Rhoma Irama Tak Perlu Metamorfosis untuk Jadi Presiden

"Raja Dangdut" Rhoma Irama mengaku optimistis terkait rencana pencalonannya sebagai Presiden Republik Indonesia. Apalagi Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar juga telah menegaskan keseriusan pihaknya untuk mengusung Rhoma sebagai calon presiden pada Pemilu 2014.

"Tentunya harus optimistis, kalau pesimistis ya jangan maju," kata Rhoma Irama saat ditemui di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Senin (30/12) malam.

Kepastian apakah nantinya Rhoma Irama yang akan dijadikan capres oleh PKB sebetulnya masih menunggu hasil survei. Karena selain Rhoma, juga masih ada nama lain yang diusung PKB, yakni Mahfud MD.

Rhoma yang berlatar belakang penyanyi dangdut dan ulama ini juga merasa tak perlu bertransformasi ke dunia politik terkait rencana pencalonannya tersebut.

"Buat saya politik, agama dan seni itu three in one, jadi saya tidak perlu bermetamorfosis dari seni ke politik. Sejak tahun 1977, saya juga sudah terjun ke dunia politik, jadi sebenarnya bukan hal yang baru," tegas penyanyi kelahiran Tasikmalaya, 11 Desember 1946 itu. [beritasatu]

Banyak Pengusaha Tambang Tak Bayar Pajak!

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengaku prihatin dengan banyaknya potensi pemasukan negara yang hilang akibat kebijakan pemerintah yang tak jelas. Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama dengan KPK bergerak secara progresif memberantas korupsi.

Saat memberikan materi di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI Perjuangan di Hotel Ecopark, Ancol, Jakarta, Sabtu (7/9/2013), Samad menyoroti kebijakan impor pangan yang ditempuh pemerintah. Dalam penelitian yang dilakukan KPK, banyak kebijakan impor yang tak perlu dilakukan karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang jauh dari sekadar cukup.

"Kita ini dibodoh-bodohi terus, impor-impor itu bohong karena KPK sudah mempelajarinya," kata Samad.

Selain mengenai impor pangan yang tak jelas, Samad juga menyoroti lemahnya regulasi untuk melindungi sumber daya energi Indonesia. Ia mengatakan, dari 45 blok minyak dan gas (migas) yang saat ini beroperasi di Indonesia, sekitar 70 persen di antaranya dikuasai oleh kepemilikan asing. Kondisi semakin parah karena banyak pengusaha tambang di Indonesia yang tak membayar pajak dan royalti kepada negara.

Dalam perhitungan KPK, potensi pendapatan negara sebesar Rp 7.200 triliun hilang setiap tahun karena penyelewengan tersebut. Bila ditotal, kata Samad, pajak dan royalti yang dibayarkan dari blok migas, batubara, dan nikel di setiap tahunnya dapat mencapai Rp 20.000 triliun. Namun, pendapatan sebesar itu tergerus karena pemerintah tidak tegas dalam regulasi dan kebijakan.

"Bila dibagi ke seluruh rakyat, maka pendapatan rakyat Indonesia per bulan bisa mencapai Rp 20 juta," ujarnya.

Atas semua itu, dalam Rakernas PDI Perjuangan, ia mendorong agar pemerintah menasionalisasikan semua blok migas dan potensi sumber daya alam yang kini dikuasai oleh asing. Ia juga mendesak pemerintah memperketat izin pada pengusaha tambang dan harus patuh pada pembayaran royalti serta pajak menyusul adanya rencana membuka 144 sumur migas baru di Indonesia pada 2013. "Supaya tak ada lagi anak putus sekolah, supaya Indonesia kembali ke kejayaannya," kata Samad. [kompas]

Rhoma Irama Harus Jadi Presiden?


Bangsa Indonesia dapat diibaratkan sekumpulan kepiting yang berada di baskom yang saling menarik ke bawah setiap kepiting yang berusaha untuk keluar dari baskom itu. Tingkah laku kepiting itu mengibaratkan bangsa Indonesia yang tidak memiliki budaya menjunjung atau mendorong setiap anak bangsa yang beprestasi atau memiliki kemampuan untuk maju.

Demikian diungkapkan oleh budayawan Muji Sutrisno SJ dalam diskusi kebangsaan yang diselenggarakan Gerakan Integritas Nasional (GIN) yang diketuai Salahuddin Wahid, di Café Domus, Jakarta (dalam rilis yang dikirim ke Tribunnews.com)

Akademisi dari Universitas Paramadina, Anies Baswedan, juga menilai saat ini bangsa Indonesia tengah mengalami krisis kepemimpinan. Menurut dia, persediaan tokoh-tokoh sebenarnya cukup banyak. Namun, tidak semua dapat menjadi sosok yang diinginkan rakyat. Salah satunya dilihat dari indikator sosok pemimpin yang seharusnya tegas dan kompeten.

“Kita punya banyak stok tokoh politik, tokoh bisnis, tokoh NGO yang bagus-bagus. Tetapi, kita butuh seorang pemimpin politik, yang menjadi pertanyaan kemudian, pemimpin politik yang seperti apa? Harusnya seorang memiliki jiwa kepemimpinan. Kita kekurangan tokoh demikian. Pemimpin nasional kita belakang ini tidak tegas. Ketidaktegasan itu ternyata menular luar biasa hingga ke bawah-bawahnya,” ujar Anies saat menghadiri talkshow Revitalisasi Kepemimpinan Nasional di Universitas Katolik Atma Jaya (kompas.com).

Di sisi lain, Ahli filsafat dan tokoh agama, Romo Franz magnis Suseno juga mengungkapkan; Saat ini negara membutuhkan Kepemimpinan dari seorang pemimpin yang berani, tegas, dan pandai untuk dapat menemukan solusi atas permasalahan yang dialami oleh “Rakyat”. Bukan dari seorang pemimpin yang loyo dan hanya bisa turut bersedih atas permasalahan yang di alami rakyat tetapi tidak bisa untuk memberikan solusi.

Beliau juga menilai, pemerintah terlihat tidak berani dalam menyelesaikan masalah-masalah yang sedang dialami oleh masyarakat, seperti permasalah hak azasi manusia serta masalah korupsi dikalangan pemerintah yang semakin merajalela.

Tokoh senior partai golkar juga menambahkan, bahwa pemimpin yang baik, adalah pemimpin yang memikirkan kemaslahatan banyak orang, dan bukan pemimpin yang memikirkan permasalah pribadi. Rakyat sangat mengharapkan pemimpin yang profetik (kenabian), sederhana, jujur, dan tidak berorientasi pada kekayaan pribadi serta selalu mengutamakan kepentingan rakyat (danielmsy.com).


Pemilihan umum atau pemilu presiden memang baru akan dilaksanakan pada tahun 2014, namun sudah banyak pemberitaan mengenai siapa yang layak menjadi presiden Indonesia yang baru. Salah satu yang mengejutkan adalah pernyataan Rhoma Irama mengenai ketertarikan dirinya untuk menjadi presiden.

Siapa yang tidak kenal Rhoma Irama? Dia adalah penyanyi dangdut yang sudah tidak asing lagi di mata masyarakat Indonesia. Bersama grup Soneta, Rhoma Irama banyak menghasilkan lagu-lagu yang memiliki makna-makna yang dalam. Rhoma pun dijuluki sebagai Raja Dangdut.

Lantas apa alasan Rhoma Irama tiba-tiba mau mencalonkan dirinya sebagai presiden? Menurut Rhoma Irama sendiri, beliau yakin bisa memimpin negara ini. Menurutnya, menjadi pemimpin tidak hanya diartikan sebagai presiden. Rhoma mengaku memiliki modal menjadi pemimpin Indonesia karena sering memberi khutbah saat shalat Jumat atau Idul Fitri yang menurutnya tidak jauh beda dengan memimpin negara ini. Beliau sering memberi dorongan dan motivasi melalui khutbah-khutbahnya, Hal ini dijadikan Rhoma Irama sebagai modal untuk beralih ke tugas pemimpin politik.

Modal lain Rhoma Irama adalah posisinya sekarang sebagai ketua salah satu ormas Islam. Rhoma Irama pun banyak didukung oleh para pemuka agama untuk maju sebagai presiden karena dianggap bisa memperbaiki akhlak bangsa Indonesia yang sudah merosot tajam. Karena faktor inilah, Rhoma Irama seperti merasa ada panggilan dari dirinya untuk memimpin bangsa Indonesia ini.

Rhoma Irama juga mengaku sudah kenal betul dengan negara Indonesia. Selama 40 tahun, Rhoma bersama grup Soneta-nya memang sudah berkeliling menyanyi hampir di seluruh pelosok Indonesia. Rhoma Irama menyampaikan visi misi untuk menpersatukan Indonesia lewat lirik-lirik lagunya. Memang banyak lirik-lirik lagu Rhoma Irama yang mendukung perjuangan Hak Asasi Manusia atau pemberantasan korupsi.

Rhoma Irama sendiri juga mengaku tidak memperdulikan jika ada yang meragukan kapabilitasnya sebagai calon presiden. Beliau mewajari hal ini karenaa tidak mungkin semuanya akan mendukung langkahnya maju sebagai presiden. Rhoma mencotohkan terpilihnya Barack Obama sebagai presiden Amerika yang tidak mendapat dukungan penuh dari warga Amerika. Obama meraih sekitar 51 persen suara, unggul tipis atas saingannya Mitt Romney. Untuk itu Rhoma Irama tidak mempersalahkan jika ada pihak-pihak yang tidak mendukungnya.

Rhoma Irama kini tinggal menanti dukungan partai politik yang akan mensokongnya pada pemilu 2014 nanti. Jika memang terealisasi, Rhoma Irama juga harus bersaing dengan kemungkinan calon-calon presiden lain seperti Aburizal Bakrie atau Prabowo Subianto.

Satu yang pasti, Rhoma Irama sudah memiliki image yang bagus di masyarakat. Selama ini Rhoma Irama dikenal sebagai penyanyi dangdut yang sering berdakwah dan menyiarkan nilai-nilai agama melalui karya-karyanya (zakipedia.blogspot.com).