Bangsa Indonesia dapat diibaratkan sekumpulan kepiting yang berada di baskom yang saling menarik ke bawah setiap kepiting yang berusaha untuk keluar dari baskom itu. Tingkah laku kepiting itu mengibaratkan bangsa Indonesia yang tidak memiliki budaya menjunjung atau mendorong setiap anak bangsa yang beprestasi atau memiliki kemampuan untuk maju.
Demikian
diungkapkan oleh budayawan Muji Sutrisno SJ dalam diskusi kebangsaan yang
diselenggarakan Gerakan Integritas Nasional (GIN) yang diketuai Salahuddin
Wahid, di Café Domus, Jakarta (dalam rilis yang dikirim ke Tribunnews.com)
Akademisi
dari Universitas Paramadina, Anies Baswedan, juga menilai saat ini bangsa
Indonesia tengah mengalami krisis kepemimpinan. Menurut dia, persediaan
tokoh-tokoh sebenarnya cukup banyak. Namun, tidak semua dapat menjadi sosok
yang diinginkan rakyat. Salah satunya dilihat dari indikator sosok pemimpin
yang seharusnya tegas dan kompeten.
“Kita punya
banyak stok tokoh politik, tokoh bisnis, tokoh NGO yang bagus-bagus. Tetapi,
kita butuh seorang pemimpin politik, yang menjadi pertanyaan kemudian, pemimpin
politik yang seperti apa? Harusnya seorang memiliki jiwa kepemimpinan. Kita
kekurangan tokoh demikian. Pemimpin nasional kita belakang ini tidak tegas.
Ketidaktegasan itu ternyata menular luar biasa hingga ke bawah-bawahnya,” ujar
Anies saat menghadiri talkshow Revitalisasi Kepemimpinan Nasional di
Universitas Katolik Atma Jaya (kompas.com).
Di sisi lain,
Ahli filsafat dan tokoh agama, Romo Franz magnis Suseno juga mengungkapkan; Saat
ini negara membutuhkan Kepemimpinan dari seorang pemimpin yang berani, tegas,
dan pandai untuk dapat menemukan solusi atas permasalahan yang dialami oleh
“Rakyat”. Bukan dari seorang pemimpin yang loyo dan hanya bisa turut bersedih atas
permasalahan yang di alami rakyat tetapi tidak bisa untuk memberikan solusi.
Beliau juga
menilai, pemerintah terlihat tidak berani dalam menyelesaikan masalah-masalah
yang sedang dialami oleh masyarakat, seperti permasalah hak azasi manusia serta
masalah korupsi dikalangan pemerintah yang semakin merajalela.
Tokoh senior
partai golkar juga menambahkan, bahwa pemimpin yang baik, adalah pemimpin
yang memikirkan kemaslahatan banyak orang, dan bukan pemimpin yang memikirkan
permasalah pribadi. Rakyat sangat mengharapkan pemimpin yang profetik
(kenabian), sederhana, jujur, dan tidak berorientasi pada kekayaan pribadi
serta selalu mengutamakan kepentingan rakyat (danielmsy.com).
Pemilihan
umum atau pemilu presiden memang baru akan dilaksanakan pada
tahun 2014, namun sudah banyak pemberitaan mengenai siapa yang layak menjadi
presiden Indonesia yang baru. Salah satu yang mengejutkan adalah pernyataan Rhoma Irama mengenai ketertarikan dirinya untuk menjadi presiden.
Siapa yang
tidak kenal Rhoma Irama? Dia adalah penyanyi dangdut yang sudah tidak
asing lagi di mata masyarakat Indonesia. Bersama grup Soneta, Rhoma Irama
banyak menghasilkan lagu-lagu yang memiliki makna-makna yang dalam. Rhoma pun
dijuluki sebagai Raja Dangdut.
Lantas apa alasan Rhoma Irama tiba-tiba mau mencalonkan dirinya sebagai presiden? Menurut
Rhoma Irama sendiri, beliau yakin bisa memimpin negara ini. Menurutnya, menjadi
pemimpin tidak hanya diartikan sebagai presiden. Rhoma mengaku memiliki modal
menjadi pemimpin Indonesia karena sering memberi khutbah saat shalat Jumat atau
Idul Fitri yang menurutnya tidak jauh beda dengan memimpin negara ini. Beliau
sering memberi dorongan dan motivasi melalui khutbah-khutbahnya, Hal ini
dijadikan Rhoma Irama sebagai modal untuk beralih ke tugas pemimpin politik.
Modal lain
Rhoma Irama adalah posisinya sekarang sebagai ketua salah satu ormas Islam.
Rhoma Irama pun banyak didukung oleh para pemuka agama untuk maju sebagai presiden karena dianggap bisa memperbaiki akhlak bangsa Indonesia yang sudah
merosot tajam. Karena faktor inilah, Rhoma Irama seperti merasa ada panggilan
dari dirinya untuk memimpin bangsa Indonesia ini.
Rhoma Irama
juga mengaku sudah kenal betul dengan negara Indonesia. Selama 40 tahun, Rhoma
bersama grup Soneta-nya memang sudah berkeliling menyanyi hampir di seluruh
pelosok Indonesia. Rhoma Irama menyampaikan visi misi untuk menpersatukan
Indonesia lewat lirik-lirik lagunya. Memang banyak lirik-lirik lagu Rhoma Irama
yang mendukung perjuangan Hak Asasi Manusia atau pemberantasan korupsi.
Rhoma Irama
sendiri juga mengaku tidak memperdulikan jika ada yang meragukan kapabilitasnya
sebagai calon presiden. Beliau mewajari hal ini karenaa tidak mungkin semuanya
akan mendukung langkahnya maju sebagai presiden. Rhoma mencotohkan terpilihnya
Barack Obama sebagai presiden Amerika yang tidak mendapat dukungan penuh dari
warga Amerika. Obama meraih sekitar 51 persen suara, unggul tipis atas
saingannya Mitt Romney. Untuk itu Rhoma Irama tidak mempersalahkan jika ada
pihak-pihak yang tidak mendukungnya.
Rhoma Irama
kini tinggal menanti dukungan partai politik yang akan mensokongnya pada pemilu 2014 nanti. Jika memang terealisasi, Rhoma Irama juga harus bersaing dengan
kemungkinan calon-calon presiden lain seperti Aburizal Bakrie atau Prabowo Subianto.
Satu yang
pasti, Rhoma Irama sudah memiliki image yang bagus di masyarakat. Selama ini
Rhoma Irama dikenal sebagai penyanyi dangdut yang sering berdakwah dan
menyiarkan nilai-nilai agama melalui karya-karyanya (zakipedia.blogspot.com).
Yang bener aja bro!
ReplyDeleteAnda sudah baca kan?
DeleteGak mungkin kepilih!
ReplyDelete