Showing posts with label Urban. Show all posts

Mancing TV dan Kulkas Pasca Banjir

kompas.com image

Pascabanjir, wajah aliran Sungai Ciliwung terlihat begitu kotor. Banyak sampah rumah tangga dan benda-benda lainnya hanyut menghiasi salah satu sungai besar di Ibu Kota itu. 

Sampah yang tak terhitung jumlahnya ini mengapung terbawa arus Sungai Ciliwung. Dari beragam jenis sampah yang hanyut, ada yang memiliki nilai jual seperti botol air mineral, mainan anak-anak, sampai dengan barang elektronik yang hanyut terbawa banjir. 

Hal ini tidak dilewatkan oleh tiga pemuda yang memanfaatkannya untuk mencari untung dari nilai ekonomis barang yang hanyut tersebut. Mereka adalah Ali (28), Iwa (28), dan Rian (28). Para pemuda yang memiliki pekerjaan asli sebagai penjaga toko itu mengambil sampah yang hanyut dengan bergelantungan di jembatan pipa yang berada di Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. 

Iwa menceritakan, kegiatan itu dilakukan sambil mengisi waktu libur kala banjir. Barang-barang yang dipungutnya itu kemudian dijualnya di Jembatan Hitam, Kampung Melayu. Di sana, dia akan menukar hasil memulungnya itu dengan rupiah. 

"Kalau banjir ya ngambilin ini. Biasa dapat Rp 300.000 sampai Rp 400.000. Tapi yang sekarang belum dijual, masih dikumpulin," kata Iwa.

Iwa mengatakan, sejak banjir pada Senin kemarin dia sudah mengumpulkan empat karung hasil menjaring sampah di Sungai Ciliwung. Untuk hari ini, ia memprediksi dapat mengumpulkan delapan karung sampah yang hanyut. 

"Tadi ngambilin botol air, mainan anak, sama kaleng buat dijual. Ada tabung gas juga," ujar Iwa. 

Menurut Iwa, kegiatan itu sudah rutin dilakukan setiap kali banjir menerjang kawasan yang berbatasan dengan Kampung Pulo, Jakarta Timur, itu. Bahkan, teman-temannya, warga Bukit Duri, melakukan hal serupa. Mereka juga berani terjun ke Sungai Ciliwung apabila ada barang elektronik seperti televisi dan kulkas yang hanyut terbawa banjir. 

"Kalau sudah lihat barang itu, ya pasti pada ngejar terjun. Sudah bisa berenang semua. Pokoknya diakalin gimana," ujar Iwa. 

Jika mendapatkan televisi yang hanyut, menurutnya, bisa dipakai kembali bila diservis. Sementara itu, barang lainnya dijual untuk menambah penghasilan. 

Iwa mengaku tidak takut untuk menantang bahaya dengan terjun berenang. Begitu juga dengan teman-temannya yang lain. 

Iwa sebenarnya bekerja di salah satu toko yang berada di Pasar Balimester. Ia memperoleh penghasilan Rp 50.000 per hari. Namun, dengan tambahan dari hasil memulung itu, Iwa mengatakan bisa membiayai kehidupan sehari-hari. "Lumayan buat orangtua," ujar Iwa. 

Sampah yang hanyut pada banjir kali ini amat beragam. Ada kasur, bola, kursi, gabus, botol, mainan anak, dan banyak benda lainnya. 

Sampah yang melewati wilayah Kampung Pulo dan Bukit Duri ini biasanya akan tertahan di Pintu Air Manggarai. Di sana, alat berat akan mengangkut sampah tersebut untuk dimuat pada truk dan dibawa ke Bantar Gebang. [kompas]

Waspadai Daerah Rawan Banjir di Jakarta


Wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya dirundung hujan hampir sepanjang hari. Hal ini membuat ketinggian air di beberapa pintu air berstatus siaga.

Ketinggian air ini membuat beberapa wilayah berpotensi banjir. Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan puncak musim hujan diperkirakan pada pertengahan bulan Januari hingga Februari 2014.

"Puncak hujan diperkirakan pada pertengahan Januari hingga Februari 2014," ujar Sutopo dalam pesan singkatnya, Minggu (12/1/2014).

Sutopo juga menambahkan, naiknya Sungai Ciliwung bagian tengah di Depok akan menyebabkan potensi banjir di bantaran sungai kiri kanan Sungai Ciliwung seperti di wilayah Rawajati, Kalibata, Pengadegan, Gang Arus atau Cawang, Kebon Baru, Bukit Duri, Bidara Cina, dan Kampung Melayu.

Sementara itu, tanggul Kali Laya atau Kali Entong di Depok jebol sepanjang 10 meter pada siang tadi sehingga ratusan rumah di Perumahan Bukit Cengkeh dan Taman Duta terendam banjir.

Selain itu, Sutopo mengatakan berdasarkan pantauan satelit terlihat ada kumpulan awan hujan berada di sebelah Jakarta hingga Banten dan Selat Sunda. Angin dominan ke arah timur-tenggara sehingga diperkirakan hujan di wilayah Jakarta dan sekitarnya masih berpotensi terjadi. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada.

Operasi modifikasi cuaca hingga saat ini belum dapat dilaksanakan karena belum adanya surat pernyataan siaga darurat dari Gubernur DKI Jakarta. BNPB masih melakukan koordinasi dengan BPBD DKI Jakarta. [detik.com]

Penutupan Terminal AKAP Lebakbulus Menambah Masalah Baru


Penutupan terminal antar kota antar provinsi (AKAP) Lebakbulus demi pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) dinilai justru akan menambah masalah baru. Terminal rute luar kota seharusnya melekat dengan angkutan massal.

"Intermoda harusnya terkait. MRT harus koneksi dengan mereka semua (bus AKAP). AKAP sendiri, MRT sendiri tidak bisa, harus berhubungan," kata Ketua DPP Organda, Eka Sari Lorena di Terminal Lebakbulus, Jakarta Selatan, Senin (6/1/2014).

Menurut Eka, saat ini belum ada konsep antar moda transportasi yang jelas di Jakarta. Sebagai Ketua Organda, ia mengaku belum pernah diajak berdiskusi oleh pihak MRT mengenai rencana konektivitas antar moda transportasi di Jakarta.


"Apakah penutupan ini menjadi bikin orang mau naik angkutan umum? Malah menurun. MRT, monorel kalau tidak melekat dengan angkutan darat, tidak akan sukses. Saya jamin," ucap wanita yang juga menjabat sebagai Dirut Lorena Transportasi Group

Rencananya, terminal AKAP Lebak Bulus akan ditutup mulai 7 Januari 2014 pukul 00.00 WIB atau tengah malam nanti. Terminal nanti akan disulap menjadi proyek MRT. [detik]