TRIBUNNEWS/DANY PERMANA |
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menyergap rumah kontrakan yang dihuni terduga teroris di Jalan AMD, Kelurahan Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (31/12/2013) malam. Penyergapan ini mengagetkan warga sekitar yang saat itu akan merayakan Tahun Baru 2014.
Salah seorang warga setempat, Imansyah (49), mengatakan, pada Senin (30/12/2013) sudah ada beberapa mobil mondar-mandir di perkampungannya. Mobil tersebut parkir di lapangan bola yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi penggerebekan.
“Kita bingung ada apa, kok banyak mobil. Mobil sepertinya sudah standby dari Senin,” katanya.
Pada Selasa, sekitar pukul 17.30 WIB polisi berpakaian preman tiba di lokasi untuk mengevakuasi warga di sekitar rumah kontrakan tersebut. Berikutnya, makin banyak mobil yang terparkir di lapangan bola yang berada dekat Jalan KH Dewantoro. Sekitar pukul 18.00, mereka mulai mengepung rumah kontrakan milik Zainab itu.
Ketua RW 007 Agus Suhaimi mengatakan, bunyi tembakan pertama kali terdengar sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu Agus tengah berada di masjid untuk shalat Isya. Agus pun melihat keadaan di sekitar rumahnya. Dia melihat polisi berseragam, bersenjata lengkap, serta menggunakan rompi, dan helm modar-mandir di sana.
Tak berapa lama, warga mulai ramai berdatangan melihat keramaian itu. Rupanya ada satu motor tergeletak di pinggir jalan Gang Haji Hasan dan dua orang terjatuh. Gang ini salah satu jalan menuju rumah kontrakan tersebut.
“Orang bilang ada tabrakan. Tapi ada juga polisi pakai senjata,” katanya.
Saat itu juga polisi langsung menutup akses jalan dan meminta warga untuk menjauh dari lokasi kejadian. Agus dan Imam akhirnya tak bisa melihat jelas apa yang terjadi saat itu.
Belakangan, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, dua orang dilumpuhkan karena berusaha melarikan diri menggunakan motor Honda Supra B 6516 PGE. Satu orang terduga teroris tewas bernama Dayat alias Hidayat alias Daeng. Satu orang lainnya, menurut Boy, tidak terkait kelompok teroris.
Baku tembak dan ledakan
Penyergapan tak berakhir sampai di situ. Densus 88 Antiteror Polri berupaya menangkap terduga teroris yang masih bersembunyi di rumah kontrakan itu. Awalnya, diduga terdapat tiga orang di dalamnya. Menurut Boy, Polri sudah meminta mereka menyerahkan diri. Namun, tak digubris dan kemudian terdengar tembakan dari dalam rumah.
Baku tembak pun terjadi. Tembakan terdengar jelas dari dekat lapangan bola tersebut. Rupanya lokasi penyergapan cukup jauh, yakni melewati sawah dan memasuki jalan perkebunan sempit. Kawasan itu juga cukup gelap.
Saat itu, sekitar pukul 22.00 warga makin ramai mengerubungi lokasi. Suara tembakan pun "bertarung" dengan suara petasan dan kembang api malam itu.
Kemudian, sekitar pukul 22.10 terdengar satu kali ledakan diduga bom. Suasana sekitar penyergapan pun tegang. Mobil polisi juga tak hentinya mondar-mandir ke lokasi. Termasuk tambahan personel Densus 88 yang berdatangan malam itu. Kapolri Jenderal Sutarman bersama Kepala Divisi Humas Polri Komisaris Jenderal Suhardi Alius juga datang meninjau lokasi pukul 22.30.
Hingga pergantian tahun 2014, Rabu (1/1/2014), baku tembak masih berlangsung. Suara tembakan mulai menghilang dengan kemeriahan kembang api perayaan Tahun Baru. Namun, sekitar pukul 00.10 ledakan keras kembali terdengar. Ledakan kemudian berulang kali terjadi yaitu pada pukul 01.17, pukul 01.30, dan 02.30 WIB.
Boy menerangkan, ledakan itu berasal dari pihak kepolisian untuk menghancurkan tembok rumah sehingga bisa membongkar persembunyian mereka.
Enam orang tewas
Hingga pukul 04.00, terduga teroris rupanya belum menyerah. Tembakan terus terdengar di tengah hujan deras yang mengguyur kawasan itu sejak dini hari hingga pagi. Hingga akhirnya pada pukul 06.00 penyergapan selesai. Langit pun sudah terang.
Boy mengatakan lima orang yang berada di rumah itu tewas ditembak. Polisi mengangkut satu per satu jenazah terduga teroris ke mobil ambulans. Mereka ditemukan tewas tertembak di bagian depan rumah kontrakan. Total orang tewas dalam penyergapan ini berjumlah enam.
“Satu orang saat akan berangkat dengan sepeda motor. Lima orang di dalam rumah,” kata Boy.
Jenazah terduga teroris langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta, untuk diotopsi. Polisi kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara dan menyita barang bukti dari rumah tersebut, di antaranya 6 senjata api, 6 bom rakitan, uang tunai Rp 200 juta, 6 kendaraan bermotor, dan sejumlah dokumen.
Penangkapan ini, jelas Boy, merupakan pengembangan dari penangkapan terduga teroris bernama Anton yang ditangkap di Banyumas, Jawa Tengah, pada Senin pukul 14.00. Menurut Boy, mereka merupakan jaringan teroris Abu Roban yang sudah ditangkap sebelumnya. Mereka juga diduga kuat terkait peristiwa penembakan polisi di Pondok Aren, Tangerang Selatan, dan ledakan bom di Vihara Ekayana, Jakarta. [kompas]
0 komentar: